Fotografi Setengah Hati

5 Agustus 2015

BNI dan Cinta Pertama





Sebenarnya saya merupakan nasabah “tua” BNI. Saya sudah memiliki rekening BNI sejak SMP Kelas 3, yang itu artinya 15 tahun yang lalu. Namun, saya bukan “orang tua” yang setia. Beberapa kali saya berganti rekening, dengan berbagai alasan, namun pada akhirnya kembali juga pada cinta pertama saya.

Rekening BNI pertama saya, saya dapat dari hadiah Lomba Menulis Surat yang diadakan PT. Pos Indonesia, Mojokerto. Memiliki rekening tabungan sendiri di usia sedini itu adalah hal yang luar biasa bagi saya kecil. Ketika pertama kali menerima buku tabungan, saya masih ingat benar, saya tidak bisa tidur. Berkali-kali saya buka rekening tabungan saya, takut kalau-kalau jumlahnya sewaktu-waktu bisa berkurang. Meskipun nominal yang saya terima waktu itu tidak terlalu besar (untuk masa sekarang) yaitu sebesar Rp 250.000,- (saya juara ke-dua), namun bagi anak kecil macam saya, memiliki rupiah dalam jumlah sekian banyak, tentu saja saya sudah merasa sebagai orang paling kaya se-Mojokerto. Hahaha..

Dari sana kemudian saya memiliki kegemaran baru. Menyisihkan berapapun uang yang saya dapat untuk bisa saya tabung. Sebenarnya waktu itu bukan jumlah yang membuat saya demikian bersemangat, namun perasaan ketika melakukan proses menabung itu yang tidak pernah bisa saya lupa.

Saya selalu menyukai aroma Bank BNI. Meskipun saya datang dengan sepeda pancal, dan tentu saja mengherankan anak sekecil saya sudah seliweran di bank sendirian, tapi satpam di sana selalu ramah. Mereka baik. Juga suasana di dalam bank itu sendiri. Kursi-kursi yang nyaman, nomor tunggu elektronik untuk antre yang pada waktu itu sudah sangat modern sekali (di bank lain pada masa itu, masih mengharuskan nasabahnya untuk berdiri mengantre di depan teller), juga permen yang tidak pernah saya lewatkan. Ya, maklumi saja, saya masih belum genap 14 tahun saat itu.. :)

Namun sayangnya, selepas SMP saya harus melego semua kesenangan sederhana itu. Tabungan saya akhirnya dipakai juga untuk kebutuhan lain yang lebih penting, masuk SMA.

Memang butuh waktu agak lama untuk kembali kepada cinta pertama. Terutama adanya halangan peraturan kantor yang mengharuskan karyawan memiliki satu rekening dari bank yang sama. Tapi kemudian, toh, yang namanya cinta juga akhirnya kembali juga. 

Sekitar hampir 2 tahun lalu saya memutuskan untuk kembali menjadi nasabah BNI. Saya membuka 2 rekening sekaligus, yaitu Taplus dan Tapenas. 

“Saya sebelumnya sudah pernah punya rekening BNI lo Mbak..” kata saya sembari menyelesaikan formulir pendaftaran waktu itu. Dan kemudian Mbak CS menginformasikan bahwa data seluruh nasabah BNI sudah ter-record, jadi data-data saya pasti masih ada. Dan benar saja, memang data saya 15 tahun yang lalu masih ada di database-nya. 

Jujur sebagai nasabah awam, menyenangkan sekali bahwa data kita masih tersimpan rapi. Perasaan diingat dan disimpan itu memang menyenangkan. Dan meskipun sekarang saya bukan nasabah BNI Mojokerto lagi, tapi aroma yang pernah saya rasakan ketika masih kecil dulu, rasanya masih tetap sama. Aroma ketulusan yang menyenangkan.


Pantas saja jika kemudian BNI mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya tujuh penghargaan bergengsi dari total delapan ketegori kompetisi Contact Center World se-Asia Pasific di Singapura pada Juni 2014 lalu. Penghargaan yang didapat antara lain Peringkat Gold untuk Best Analyst, Best Contact Center Support Professional HR, Best Help Desk, dan Best in Customer Service

Sebenarnya masih banyak penghargaan lain yang diterima BNI kurun waktu terakhir. Namun mengetahui BNI mendapat penghargaan kelas dunia untuk layanan konsumen, bagi saya adalah hal yang tepat sekali, karena memang BNI benar-benar melayani negeri untuk kebanggan bangsa :)

Ah ya, dan tentu saja selain itu BNI sepertinya memang representasi dari cinta pertama yang tak pernah salah :)

 

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.