Fotografi Setengah Hati

11 Februari 2015

An 100 Project


Awalnya adalah kesasar di blog ini dan mulai membaca part 1 sampai part 4-nya dengan seksama. Dia, Marius Vieth, orang yang sebelumnya memang sudah memotret dengan profesional dan menjalankan misi ambisiusnya, 365 project. Ya, 365 foto, setiap hari, dalam satu tahun.

Bagi saya itu ambisius. Berlebihan. Tapi dia berhasil melakukannya.

Dalam catatannya mengenai project ini, Marius sendiri mengatakan bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Dia bekerja 9 jam sehari, dia pun harus menemui pacarnya, dia pun butuh waktu bersama keluarga, berlibur, dan macam-macam. Tapi kecintaan terhadap memotret itu sendiri memang mengalahkan segalanya. :)

Project ini pada akhirnya membawa Marius pada banyak kesempatan baru. Pada banyak perjalanan yang sebelumnya tidak pernah diduganya. Dan dengan bahasa sederhana saya, hidupnya banyak berubah paska 365 project-nya.

Namun demikian, bukan itu yang menginspirasi saya melakukan hal  yang sama.

Ini membuat saya merenungi, bahwa apa yang dirasakannya, saya rasakan juga. Apa yang dilaluinya pasti akan saya lalui juga.

Saya masih sampai pada tahap pertama. Tahap dimana saya merasa saya sangat ingin menenteng kamera saya kemanapun pergi. Memencet tombol rana, dan voila, sekali jadi hasilnya pasti langsung sempurna, dan saya tidak perlu lagi edit sana-sana hanya untuk menambahkan kesan wah. Saya juga sedang berada pada tahap dimana saya sedang asyik mengenali Alf dan semua hal yang dimilikinya. Juga bersemangat sekali ketika mempelajari hal-hal baru.

Marius, menuliskannya, seolah dia sedang berjalan dengan saya.

Tapi tentunya saya sadar diri juga. Saya adalah pemula kelas sudra yang baru memulai ini semua. Dan saya juga paham, seberapa pembosan saya ini. Maka itu, project ini saya ubah sedemikian rupa menjadi 100 project.

Saya akan mengambil sebanyak 100 foto untuk 100 hari (semoga bisa rajin setiap hari. Kalaupun tidak, jumlah harinya harus genap 100 hari). Tema foto adalah apapun. Bisa sepatu, bisa makanan, makanan dan makanan lagi. Atau sayuran, sayuran dan sayuran lagi. Dan saya usahakan sebisanya saya tidak menggunakan alat edit apapun, meskipun saya tetap harus mempelajari proses editing. Lalu, hasilnya akan saya publish di sini (ngga janji), di Instagram dan flickr saya.

Lalu target saya apa?

Bukan apa-apa. Saya hanya membayangkan betapa senangnya saya melihat progress memotret saya. Well, I'm sure it will.  :)


Ah ya, sebenarnya saya ingin menterjemahkan artikel si Marius, tapi ini sudah larut dan tangan saya sudaah malas mengetik. Later.. Saya pasti akan menterjemahkannya. Its good thing to share.


Ok. See u on my project, then :)




0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.